Pengertian Passive Voice

Pengertian Passive Voice adalah salah satu konsep dalam tata bahasa yang digunakan untuk mengubah struktur kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Dalam kalimat aktif, subjek melakukan tindakan pada objek, sementara dalam kalimat pasif, objek menerima tindakan dari subjek.

Pada penggunaan passive voice, subjek tidak lagi menjadi fokus utama dalam kalimat. Tujuan penggunaan passive voice adalah untuk menyampaikan informasi secara objektif atau untuk menghindari menyebutkan subjek yang sebenarnya.

Contoh penggunaan passive voice:

1. Aktif: “Ikan makan oleh kucing.”

Pasif: “Ikan dimakan oleh kucing.”

2. Aktif: “Anak itu menulis surat.”

Pasif: “Surat ditulis oleh anak itu.”

Dalam komunikasi tertulis, penggunaan passive voice dapat memberikan variasi dalam gaya penulisan dan menekankan objek yang menerima tindakan. Namun, terlalu sering menggunakan kalimat pasif dapat membuat kalimat terasa tidak langsung dan kurang energik.

Penting untuk memahami penggunaan passive voice agar dapat menggunakan konsep ini secara tepat dalam komunikasi sehari-hari atau dalam penulisan formal.

Halo! Apa kabar pembaca setia? Kali ini, kita akan membahas tentang suatu konsep yang sering muncul di dalam bahasa Indonesia, yaitu passive voice atau dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai kalimat pasif. Mungkin sebagian dari pembaca sudah familiar dengan istilah ini, tetapi bagi yang belum, jangan khawatir, karena saya akan menjelaskan dengan jelas dan sederhana untuk memastikan kita semua paham betul.

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan passive voice atau kalimat pasif? Pada dasarnya, passive voice adalah cara menyusun kalimat di mana subjek (pada umumnya, yang melakukan aksi) menjadi objek yang dikenai aksi. Dalam kalimat pasif, penekanan diberikan pada objek yang menerima aksi, bukan pada subjek yang melakukannya. Misalnya, dalam kalimat aktif “Saya membeli buku”, subjeknya adalah “saya” yang melakukan aksi “membeli” terhadap objek “buku”. Namun, jika kita mengubahnya menjadi kalimat pasif, akan menjadi “Buku dibeli oleh saya”, di mana objek “buku” menjadi subjek yang menerima aksi “dibeli” oleh subjek “saya”.

Mengapa kita harus memahami penggunaan passive voice? Salah satu alasan utamanya adalah karena passive voice sering digunakan dalam berbagai konteks, terutama di dalam tulisan ilmiah atau berita-berita resmi. Dengan memahami penggunaan kalimat pasif, kita dapat lebih memahami dan menginterpretasikan informasi yang disampaikan dengan lebih jelas dan akurat.

Terdapat beberapa kegunaan atau fungsi penggunaan kalimat pasif. Pertama, kalimat pasif digunakan ketika kita tidak mengetahui atau tidak ingin mengungkapkan siapa pelaku aksi. Contohnya, dalam kalimat “Baju ini dibuat di pabrik”, kita tidak mengetahui siapa yang membuat baju tersebut atau mungkin tidak ingin menyebutkannya. Kedua, kalimat pasif juga digunakan untuk menekankan objek yang menerima aksi. Misalnya, dalam kalimat “Kue ini dimakan dengan lahap oleh anak-anak”, penekanan diberikan pada fakta bahwa anak-anak makan kue dengan lahap.

Tentu saja, dalam menggunakan kalimat pasif, kita perlu memperhatikan tata bahasa dan struktur kalimat yang tepat. Terdapat beberapa aturan dan perubahan kata kerja yang harus diperhatikan, seperti penggunaan kata kerja bantu “di” atau “oleh” dan perubahan bentuk kata kerja. Namun, dengan berlatih dan memahami prinsip dasar kalimat pasif, kita dapat dengan mudah menguasainya dan menggunakan dengan tepat dalam berbagai konteks tulisan.

Jadi, itulah pengertian tentang passive voice atau kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. Dengan memahami konsep ini, kita dapat lebih mengapresiasi dan memahami penggunaan kalimat pasif dalam berbagai situasi komunikasi. Jangan ragu untuk terus menggali pengetahuan dan berlatih dalam menggunakan kalimat pasif, karena hal ini akan membuat tulisan kita semakin bermakna dan efektif. Terima kasih telah membaca, semoga penjelasan ini bermanfaat bagi pembaca semua!

Pengertian Passive Voice

Passive Voice atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Kalimat Pasif adalah salah satu bentuk kalimat dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk menekankan objek dari suatu tindakan atau kejadian. Kalimat pasif sering digunakan ketika pembicara ingin menonjolkan objek daripada subjek dalam kalimat.

Dalam kalimat pasif, objek dari tindakan atau kejadian yang dibicarakan menjadi subjek kalimat, sedangkan subjeknya menjadi objek yang menerima tindakan tersebut. Dengan kata lain, fokus atau penekanan dalam kalimat pasif ada pada objek daripada subjek. Dalam penulisan kalimat pasif, kata kerja yang digunakan juga berbentuk verb 3 (past participle).

Read more:

Contoh penggunaan kalimat pasif dalam kalimat sehari-hari:

Contoh 1:

Aktif: Dia menulis surat itu.

Passif: Surat itu ditulis olehnya.

Contoh 2:

Aktif: Mereka sedang membangun jembatan tersebut.

Passif: Jembatan tersebut sedang dibangun oleh mereka.

Contoh 3:

Aktif: Saya telah membeli bunga itu.

Passif: Bunga itu telah dibeli oleh saya.

Dalam kalimat pasif, terdapat penggunaan kata kerja bantu “be” yang berubah sesuai dengan subjek dan tense kalimat. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kata kerja bantu “be” dalam kalimat pasif:

  • Present tense: am, is, are
  • Past tense: was, were
  • Present continuous tense: am being, is being, are being
  • Past continuous tense: was being, were being
  • Present perfect tense: has been, have been
  • Past perfect tense: had been
  • Modal verbs: can be, could be, will be, would be, etc.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan kalimat pasif sebaiknya digunakan dengan tepat dan disesuaikan dengan konteks kalimat. Kalimat pasif biasanya digunakan ketika objeknya lebih penting atau relevan untuk ditekankan daripada subjeknya. Namun, penggunaan terlalu banyak kalimat pasif dalam sebuah tulisan dapat membuat tulisan menjadi terlalu formal atau tidak mudah dipahami.

Maksud Passive Voice dalam Bahasa Indonesia

Passive Voice adalah salah satu konstruksi dalam tata bahasa yang digunakan untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Pada kalimat pasif, penekanan diberikan kepada objek yang menjadi subjek kalimat, sedangkan subjek aktif menjadi bagian keterangan dalam kalimat.

Contoh Kalimat Aktif dan Pasif

Berikut adalah contoh perbandingan kalimat aktif dan pasif:

Kalimat Aktif: Saya membeli bunga di toko bunga.

Kalimat Pasif: Bunga dibeli oleh saya di toko bunga.

Pada kalimat aktif, subjek “saya” melakukan tindakan membeli, sedangkan objek “bunga” menerima tindakan tersebut. Namun, pada kalimat pasif, objek “bunga” menjadi subjek kalimat, sedangkan subjek aktif “saya” menjadi bagian keterangan.

Kelebihan dan Kegunaan Passive Voice

Passive Voice memiliki beberapa kelebihan dan kegunaan, antara lain:

1. Menekankan objek: Dalam kalimat pasif, objek menjadi pusat perhatian dan mendapatkan penekanan yang lebih kuat dibandingkan dengan kalimat aktif. Hal ini berguna ketika ingin menyoroti objek atau barang yang penting dalam suatu kalimat.

2. Anonimitas subjek: Dalam beberapa konteks, terkadang kita ingin menyembunyikan identitas subjek yang melakukan tindakan. Dengan menggunakan kalimat pasif, subjek aktif dapat disembunyikan sehingga fokus tetap pada objek atau kejadian yang sedang dibahas.

3. Gaya penulisan yang berbeda: Menggunakan passive voice juga dapat memberikan variasi dalam gaya penulisan. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan kalimat pasif umumnya lebih formal dan sering digunakan dalam teks ilmiah, berita, atau laporan.

Contoh Penggunaan Passive Voice

Berikut adalah contoh penggunaan passive voice dalam kalimat-kalimat lain:

1. Kalimat Aktif: Ayah membawa makanan ke meja.

Kalimat Pasif: Makanan dibawa oleh ayah ke meja.

2. Kalimat Aktif: Rani membuat kue di dapur.

Kalimat Pasif: Kue dibuat oleh Rani di dapur.

3. Kalimat Aktif: Pak Tono menulis buku tentang sejarah.

Kalimat Pasif: Buku tentang sejarah ditulis oleh Pak Tono.

Dalam contoh-contoh di atas, kalimat aktif diubah menjadi kalimat pasif dengan memindahkan objek menjadi subjek dan menambahkan kata kerja bantu “dibuat”, “dibawa”, atau “ditulis” serta keterangan pelengkap.

Demikianlah penjelasan mengenai maksud Passive Voice dalam bahasa Indonesia. Dengan menggunakan Passive Voice, kita dapat mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif untuk memberikan penekanan pada objek dan memperkaya gaya penulisan. Semoga informasi ini bermanfaat!

Fungsi Passive Voice dalam Bahasa Indonesia

Dalam bahasa Indonesia, passive voice atau bentuk pasif digunakan untuk menggeser fokus kalimat dari pelaku tindakan (subjek) ke penerima tindakan (objek). Dalam penggunaan passive voice, subjek menjadi objek dan objek menjadi subjek. Dalam konteks informal, kamu bisa menggunakan passive voice untuk memberikan kesan lebih santai dan akrab dalam tulisanmu.

1. Memilih Fokus pada Objek

Fungsi utama dari penggunaan passive voice adalah untuk menekankan pada objek dalam kalimat. Dengan menggunakan passive voice, kamu dapat memberikan penekanan pada tindakan yang dilakukan terhadap objek tersebut. Misalnya:

“Kue itu dimakan oleh teman-teman saya.”

Dalam kalimat di atas, fokusnya ada pada kue yang dimakan oleh teman-teman saya, bukan pada teman-teman saya yang memakan kue.

2. Menghindari Penunjuk Pelaku Tindakan

Dalam beberapa situasi, kita mungkin ingin menghindari menyebutkan pelaku tindakan secara eksplisit. Dalam hal ini, penggunaan passive voice sangat berguna karena pelaku tindakan tidak perlu dinyatakan. Contohnya:

“Pekerjaan sudah selesai.”

Dalam kalimat di atas, kita tidak perlu menyebutkan siapa yang menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan menggunakan passive voice, kita dapat menghilangkan penunjuk pelaku tindakan.

3. Menunjukkan Kejadian Umum

Passive voice juga digunakan untuk menyampaikan kejadian yang umum terjadi tanpa menunjuk pada pelaku tindakan tertentu. Misalnya:

“Buku ini banyak dibaca oleh anak-anak.”

Dalam kalimat di atas, kita tidak memperhatikan siapa yang membaca buku, tetapi hanya fokus pada fakta bahwa buku ini banyak dibaca oleh anak-anak secara umum.

Dalam bahasa Indonesia, penggunaan passive voice tergantung pada konteks dan tujuan penulisannya. Penting untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakannya dengan baik agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca.

Contoh Passive Voice

Passive Voice (Kalimat Pasif) merupakan salah satu tipe kalimat dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan. Kalimat pasif digunakan ketika subjek dalam kalimat tidak melakukan aksi, melainkan menerima aksi dari pelaku (pengirim) kalimat. Pada kesempatan ini, kita akan melihat beberapa contoh kalimat passive voice dengan gaya informal namun tetap informatif.

1. Makanan ini dibuat oleh ibu.

Kalimat di atas merupakan contoh kalimat passive voice yang menggambarkan bahwa makanan tersebut tidak dibuat oleh subjek, melainkan dibuat oleh ibu. Dalam kalimat ini, ibu merupakan pelaku (pengirim) aksi membuat makanan, sedangkan makanan menjadi objek yang menerimanya.

2. Rumah ini sudah ditempati oleh keluarga baru.

Dalam kalimat di atas, rumah menjadi objek yang menerimai aksi ditempati oleh keluarga baru. Kalimat ini mengungkapkan bahwa subjek tidak melakukan aksi menempati rumah, melainkan rumah tersebut ditempati oleh keluarga baru.

3. Buku itu telah dibaca oleh banyak orang.

Kalimat di atas menunjukkan bahwa buku tersebut telah dibaca oleh banyak orang. Buku menjadi objek yang menerima aksi dibaca, sedangkan banyak orang merupakan pelaku aksi tersebut.

4. Mobil baru itu telah ditemukan oleh pemiliknya.

Contoh kalimat ini menjelaskan bahwa mobil baru tersebut telah ditemukan oleh pemiliknya. Mobil baru menjadi objek yang menerima aksi ditemukan, sedangkan pemilik mobil merupakan pelaku (pengirim) aksi tersebut.

Dalam penggunaan kalimat passive voice, penting untuk memperhatikan penggunaan kata kerja bantu “dibuat”, “ditempati”, “dibaca”, dan “ditemukan” yang menunjukkan bentuk pasif. Dalam kalimat ini, objek menjadi fokus utama dan pelaku aksi cenderung menjadi informasi sekunder.

Sekian contoh-contoh kalimat passive voice dalam bahasa Indonesia. Semoga dapat membantu Anda dalam memahami penggunaan kalimat pasif. Terus berlatih dan tingkatkan pemahaman bahasa Anda!

Perbedaan Passive Voice dengan Active Voice

Hallo semua! Kali ini kita akan bahas tentang perbedaan antara Passive Voice dan Active Voice. Yuk, mari kita simak!

1. Subjek dan Obyek

Perbedaan paling mendasar antara Passive Voice dan Active Voice terletak pada subjek dan obyek dalam kalimat. Active Voice memiliki subjek yang melakukan aksi, sedangkan obyek menerima aksi tersebut. Contohnya, “Ani memasak nasi” memiliki subjek “Ani” dan obyek “nasi”.

Di sisi lain, Passive Voice memiliki obyek yang menjadi fokus kalimat, sedangkan subjek merupakan penerima aksi. Misalnya, “Nasi dimasak oleh Ani” memiliki obyek “nasi” dan subjek “Ani” yang menjadi penerima aksi memasak.

2. Urutan Kata

Terkait urutan kata, Active Voice memiliki urutan subjek-predikat-obyek yang umum digunakan dalam kalimat bahasa Indonesia. Contohnya, “Saya makan buah” dengan urutan kata yang jelas.

Sementara itu, Passive Voice memiliki urutan obyek-predikat-subjek, di mana obyek menjadi fokus kalimat. Misalnya, “Buah dimakan oleh saya” dengan urutan kata yang berbeda.

3. Penekanan pada Obyek atau Subjek

Dalam Active Voice, penekanan biasanya lebih pada subjek yang melakukan aksi. Hal ini karena subjek bertindak sebagai agen dalam kalimat. Contohnya, “Ani memasak nasi” dengan penekanan pada kata kerja “memasak”.

Sementara itu, Passive Voice menempatkan penekanan pada obyek, karena obyek menjadi fokus kalimat. Misalnya, “Nasi dimasak oleh Ani” dengan penekanan pada kata kerja “dimasak” dan obyek “nasi”.

4. Kepentingan Penerima Aksi

Active Voice menyoroti kepentingan subjek yang melakukan aksi. Contohnya, “Saya membuat kue” menekankan bahwa saya yang melakukan aksi membuat kue.

Sementara itu, Passive Voice lebih menekankan pada penerima aksi. Misalnya, “Kue dibuat” menekankan bahwa yang penting adalah kue yang dibuat, sedangkan pelakunya tidak terlalu ditekankan.

5. Nada atau Gaya Bahasa

Terakhir, perbedaan terletak pada nada atau gaya bahasa yang digunakan. Active Voice cenderung lebih langsung dan aktif, sementara Passive Voice memberikan kesan lebih pasif dan formal.

Contoh Active Voice: “Ani memasak nasi.”

Contoh Passive Voice: “Nasi dimasak oleh Ani.”

Itulah beberapa perbedaan antara Passive Voice dan Active Voice dalam bahasa Indonesia. Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk kamu semua! Terima kasih telah membaca.

Kelebihan dan Kekurangan Passive Voice

Kelebihan Passive Voice

Passive voice adalah salah satu struktur kalimat dalam bahasa Inggris yang sering digunakan dalam penulisan formal maupun informal. Berikut adalah beberapa kelebihan penggunaan passive voice:

  1. Mengarahkan perhatian pada objek daripada subjek kalimat. Dalam beberapa kasus, kita ingin memberi penekanan pada objek daripada subjek. Dengan menggunakan passive voice, objek akan menjadi fokus dalam kalimat tersebut.
  2. Memudahkan penghilangan subjek yang tidak diketahui. Terkadang, kita tidak mengetahui siapa yang melakukan tindakan. Dalam hal ini, penggunaan passive voice membantu menyampaikan informasi tanpa harus menunjukkan subjek yang tidak diketahui.
  3. Menghindari penunjukan subjek yang berulang. Jika subjek sudah jelas dari konteks sebelumnya, penggunaan passive voice dapat membantu menghindari pengulangan yang tidak perlu.

Kekurangan Passive Voice

Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas, penggunaan passive voice juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:

  1. Menyembunyikan subjek dan bertentangan dengan prinsip kejelasan kalimat. Passive voice dapat membuat kalimat terdengar lebih rumit dan kurang jelas karena menyembunyikan informasi tentang siapa yang melakukan tindakan.
  2. Memperpanjang kalimat dan mengurangi kelancaran bacaan. Penggunaan passive voice sering kali menghasilkan kalimat yang lebih panjang dan kompleks. Ini dapat mengurangi kelancaran bacaan dan membingungkan pembaca.
  3. Mengurangi kekuatan persuasif. Dalam penulisan persuasif, penggunaan active voice sering dianggap lebih kuat dan efektif daripada passive voice dalam menyampaikan argumen.

Secara keseluruhan, penggunaan passive voice memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam beberapa situasi, penggunaan passive voice dapat memperkuat penekanan dan menghilangkan kebingungan dalam kalimat. Namun, dalam penulisan yang lebih jelas, aktif, dan persuasif, penggunaan active voice sering kali lebih disukai.

Kesimpulan tentang Passive Voice

Dalam bahasa Inggris, Passive Voice adalah salah satu bentuk kalimat di mana subjek menerima tindakan yang dilakukan oleh pelaku. Biasanya, kalimat ini terdiri dari kata kerja bantu “be” (seperti “is,” “are,” “was,” atau “were”) diikuti oleh kata kerja bentuk ketiga (past participle) dari kata kerja utama.

Tujuan dari penggunaan Passive Voice adalah untuk menekankan pada objek atau subjek yang menerima tindakan, daripada subjek yang melakukannya.

Beberapa fungsi Passive Voice adalah: menyoroti objek yang lebih penting, menghindari menyebutkan pelaku tindakan, membuat kalimat lebih sopan, dan mengubah fokus kalimat.

Contoh kalimat Passive Voice meliputi: “The cake was baked by my mother” (Kue itu dipanggang oleh ibuku) dan “The letter will be sent tomorrow” (Surat itu akan dikirim besok).

Perbedaan antara Passive Voice dan Active Voice terletak pada peran subjek dan objek dalam kalimat. Pada Passive Voice, objek menjadi subjek, sedangkan pelaku tindakan menjadi objek. Dalam Active Voice, pelaku tindakan menjadi subjek dan objek tetap menjadi objek.

Kelebihan dari penggunaan Passive Voice adalah memberikan fokus pada objek atau subjek yang menerima tindakan, sedangkan kekurangannya adalah bisa membuat kalimat terdengar lebih rumit dan kurang langsung.

Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami Passive Voice. Sampai jumpa kembali!

Pengertian Passive Voice